Páginas

"Hedon" dan Segala Tetek-Bengeknya

Bismillahirahmanirahim.
Semoga tulisan ini tidak menjadi ke-sotoy-an belaka dan semoga tulisan ini bisa mendatangkan manfaat bagi siapapun yang membacanya.



Jadi gini, sekarang aku mau membahas sesuatu yang disebut "Hedon", "Hedonisme" dan apapun yang berhubungan dengannya. Mungkin kata itu sudah familiar bagi beberapa orang, tapi mungkin ada yang belum tau dan baru mendengar, atau mungkin ada yang sudah tau tapi belum begitu paham. Jadi mari kita mulai dengan arti kata "Hedon" / "Hedonisme" sendiri. caaaw...

Menurut KBBI, "Hedonisme" berarti "pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup".
Sementara menurut wikipedia, "Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia."
Dan dari suatu sumber, "Hedonisme itu ringkasnya satu fahaman yang mementingkan kesukaan dan kemewahan dalam kehidupan tanpa menghiraukan larangan agama dan norma-norma." 

Nah, sampai sini, sudah pada nangkap belum hedon itu apa? Aku yakin sudah lumayan paham. (--aku lebih suka pakai kata aku daripada 'saya'-terkesan terlalu formal dan menggurui; atau 'gue'-terkesan 'sok anak gaul' dan agak kasar). Jadi mari kita bahas lebih mendalam.

Hedonisme adalah sebuah aliran filsafat Yunani – dicetuskan oleh Aristipos dan Epikuros – yang bertujuan menghindari kesengsaraan dan penderitaan dengan menikmati kebahagiaan hidup duniawi sebanyak mungkin. Ketika kekaisaran Romawi menguasai Eropa dan Afrika, muncullah semboyan baru hedonisme, yaitu carpe direm, yang berarti ‘raihlah kenikmatan sebanyak mungkin selagi engkau hidup’. Sejak itu dalam hedonisme kebahagiaan dimaknai sebagai kenikmatan duniawi semata-mata.

Waduh, memang, sih, salah satu tujuan hidup kita adalah mencari kebahagian. Tapi kalau kita terlalu 'mendewakan' si kebahagiaan itu hingga menghalalkan segala cara... ya ga gitu juga keleeus! Nanti si 'kebahagiaan' ini jadi besar kepala nganggap dirinya paling penting dan diutamakan. Padahal ya sudah jelas, yang  harus paling diutamakan ya pasti Tuhan, Allah SWT.  

Dan, gatel rasanya pingin memperbaiki. Semboyan 'raihlah kenikmatan sebanyak mungkin selagi engkau hidup' kayanya lebih bagus kalau diganti jadi 'raihlah pahala sebanyak mungkin selagi engkau hidup' atau 'berbuat baiklah sebanyak mungkin selagi engkau hidup' dan emang tepatnya harus kaya gitu sih semboyan hidup kita.

Ya intinya kita hidup jangan terlalu hedon lah, jangan terlalu mengejar dunia! Karna dunia akan semakin jauh bila kita kejar. Let it flow aja.
Beneran loh, coba kalau kita jadi budak teknologi. Ada perkembangan baru, harus jadi yang pertama kali tau dan langsung ngikutin. Ada gadget baru, langsung beli dengan harga berapapun. Ada aplikasi baru, harus langsung log in dan ngeksis di sana. Iya bagus sih, jadinya kita ga gaptek dan pastinya kita dikenal sebagai orang yang up-to-date. But, ga capek apa ngikutin maunya si teknologi mulu ? Yang ada tuh teknologi yang ngikutin kemauan kita, keleeus. Karna memang itu, kan, tujuannya dibuat teknologi--untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Atau contoh lain, kalau misalnya kita jadi maniak fesyen dan diperbudak mode. Tiap ada tren baru, kita ngikutin. Gak capek apa ? Uang dihambur-hamburkan buat beli baju model baru yang mungkin, dipakainya cuma sekali. Parahnya, banyak remaja cewek yang malah menjadikan belanja sebagai sebuah hobi. Dan, tau kan gimana bajubaju sekarang yang kebanyakan sudah mengesampingkan moral dalam pembuatannya ? Jadi walaupun itu lagi mode, lagi hits, lagi musim, atau sebangsanya, kita harus tetap selektif dalam membeli sesuatu yang hendak kita pakai. Udah mah uang dihambur-hamburkan buat beli baju, eh, bajunya ngumbar-ngumbar aurat. Atuhlaaah pelis -"- Ga kasian apa sama orang tua yang sudah bersusah payah mencari nafkah untukmu, nak? Sadar nak, sadar! Bayangkaaaan saat kamu pulang, orang tuamu................ *koq jadi semacam training motivasi ya* *skip*

So, buat kamu-kamu yang mulai merasa terjun menjadi budak hedonisme, segeralah sadar sebelum terlambat! Bangun dari mimpimu, nak! Ya, dunia ini hanya fana. Bisa disebut sebagai 'mimpi' yang 'palsu' bila dibandingkan dengan kehidupan akhirat. Jadi, buat apa terlalu mengejar yang sementara bila ada kesenangan abadi yang bisa kita dapatkan? Ayo 'raihlah pahala sebanyak mungkin selagi engkau hidup'! :)





@firaPN (dengan bantuan berbagai sumber) 








5 komentar:

Airulcau

okey bu Guru...

Anonim

ok

Anonim

wuihh keren dah

Rahmad Setiyanto
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown

Mantap

Posting Komentar