Páginas

Katanya, sih, Tobat...

Tobat sambel

Gimana sih rasanya makan sambel?
Pedes.

Ya, tentu saja.

Maksudku, bukan hanya tentang rasa yg dikecap. Tapi sebuah sensasi ketika kepedasan itu kita rasakan.

"Udah tau bikin sakit, tapi masih diterusin aja!"

Kalau dariku, itu yg aku rasakan. Mari kita akui. Ada sisi 'menyiksa diri' ketika kita mengonsumsi makanan pedas. Tapi anehnya, perasaan itu malah bikin kita terus makan lagi dan lagi!

Meski saat rasa lidah sudah tak sanggup, berucaplah kita,

"Ah, udah, udah. Gak kuat aku mah!"

Tapi tak jarang, beberapa menit usai sensasi terbakar itu mereda, kita malah terbuai dibuatnya.

Disantap kembali lah sambel itu!

Padahal, tadi, katanya udah gak kuat. :p

Dari sini, sudah bisakah menghubungkan fenomena ini untuk mendefinisikan 'tobat sambel'?

Bukan, ia bukan bermakna tobat dari memakan sambal, yg berarti ia akan berhenti mengonsumsi cabai dan kawan-kawannya.

Melainkan, tobat yg serupa saat kita berjanji bakal berhenti makan sambal karena kepedasan, eh taunya tak lama setelahnya makan lagi juga!

Yup, janji itu dilanggar karena tergoda sensasi enaknya makan sambal.

Hmm...
Kira-kira, dosa apa yg selalu membuai kita untuk mengulangnya kendati sudah tau bahayanya?

Yuk, ah, taubat mah taubat aja.
Say no to tobat sambel!

0 komentar:

Posting Komentar